Salam mencoba sudah lama nggak buat postingan blog semenjak beberapa bulan lalu tentang perbedaan realm dan region. Kali ini Coba2-aja akan memposting hal yang serupa yakni hasil dari pembuatan makalah tentang "Konsep Region dan Realm". Terima kasih untuk semua orang yang membantu pembuatan makalah ini.
Pada awalnya kelompok ini hanya beranggotakan 2 orang yakni Arief dan Irwan yang di no 1 dan 3 tersebut. Namun karena tugasnya mangkrak, anggota kelompok ditambah 4 menjadi arief, diyah, irwan, umam, shinto, dan yulianto. Setelah satu minggu belum selesai ditambah 2 orang lagi. Dan menjadi seperti sekarang.
Langsung saja baca sendiri yah total 30 halaman kalo di word jadi saya page break untuk melihat selengkapnya untuk bab 3 tidak saya post karena agar berbeda kesimpulannya.
Misalnya kita sudah mengetahu realm Asia Tenggara, selanjutnya anda ingin mengetahui region geografisnya, maka Asia Tenggra tediri dari dua, yaitu
Makalah
KONSEP REGION DAN REALM
DISUSUN OLEH :
1.
Arief
Nurdien M.R. K5414009
2.
Diyah
Ayu Ciptorogo K5414017
3.
Irwan
Syahputra K5414028
4.
Khoirul
Umam K5414030
5.
Muhammad
Farid K5414037
6.
Rheza
Adi Prihardani K5414043
7.
Shinto
Risma Larasati K5414048
8.
Yulianto
Kurniawan K5414058
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah
serta kekuatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“KONSEP REGION DAN REALM”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Geografi Regional Indonesia I.
Makalah ini
berisi tentang :
a. Konsep Region
b. Konsep Realm
Ucapan terima
kasih penyusun sampaikan kepada :
1. Allah SWT,
Tuhan yang Maha Segalanya
2. Rasulullah
SAW, suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
3. Yth. Bapak
Drs. Partoso Hadi, M.Si. selaku dosen mata kuliah Geografi Regional Indonesia
I, yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penyusun
serta berbaik hati meminjami penyusun buku sebagai bahan referensi.
4. Orang tua
penyusun, yang telah membesarkan dan mendidik penyusun. Penyusun mutlak
berterima kaih dan sekaligus meminta maaf kepada beliau berdua, karena hanya
dengan dukungan mereka berdualah penyusun dapat melanjutkan pendidikan penyusun
hingga perguruan tinggi. Penyusun menyadari, tanpa beliau berdua, mustahil
penyusun bisa menjadi seperti sekarang. Begitu banyak pengorbanan yang beliau
berikan kepada penyusun, dari kecil hingga saat ini.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan untuk perbaikan
makalah ini.
Semoga makalah
ini dapat barmanfaat bagi pembaca sekalian.
Surakarta, 9
April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..6
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..26
Motto
Manusia
diciptakan dengan perbedaan supaya saling mengenal
Maka sudah
selayaknya kita memperlajari
Konsep Region
dan Realm
BAB I
1.0
Abstrak
Region
berarti suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang
membedakan diri dari region-region lain di sekitarnya. Region dapat
dikategorikan menjadi dua yakni region fungsional dan region formal. Sudut
pandang yang dipakai region ada lima diantaranya Holistic, Environmentalis, Posibilis, Probabilis, dan
Voluntaris. Region mengenal istilah Compage yang berarti tingkatan dan
diantaranya terdapat Realm. Region dan Realm keduanya serupa tapi tak sama.
Realm bagian dari Region yang berskala besar dan hanya menyorot tentang hasil
interaksi manusia.
Kata Kunci : Region dan Realm
1.1 Pendahuluan
Saat ini
dunia mengalami transformasi peristiwa-peristiwa yang bersejarah baik dalam
bidang politik, ekonomi dan sosial yang sedang berlangsung secara cepat.
Peristiwa-peristiwa ini dapat ditemui dalm buku-buku maupun majalah serta
surat-surat kabar baik yang terjadi pada masa lampau hingga saat ini.
Peristiwa-peristiwa terbentuknya aliansi, kesatuan-kesatuan peradaban lama
terpecah-pecah, gagasan-gagasan baru berkembang, rumusan-rumusan lama telah
usang. Para pemimpin politik dunia telah menyatakan saat ini tersebut “tatanan
dunia baru”, tetapi sebutan-sebutan sepertiini nampaknya masih terlalu dini.
Tatanan dunia mendatang sesungguhnya masih sedang ditawarkan. Dalam hal ini
bias dipastikan pta dunia baru akan jelas mengalami perubahan. Untuk memahami
arah perubahan-perubahan dunia yang baru yang akan terjadi ini, maka studi
geografi regional inilah salah satu misinya.
Marilah
kita mengarah pada kerangka geografis dunia kontemporer yaitu adanya desain
yang agung sebagi produk dari ribuan tahun ciptaan manusia, keruntuhan,
perkembangan, stagnasi, revolusi dan interaksi serta isolasi. Saat ini kita
sedang dalam suatu hubungan antar benua baik dalm bidang lalu lintas,
perdagangan, tourisme sehingga terbentuk sebagai “village global”, tetapi
“village” ini masih mempunyai “ketertanggaan”. Nama-nama seperti eropa, amerika
selatan, asia tenggara, dan lainnya inilah yang merupakan contoh
kerumahtanggaan. Kita menyebut kerumahtanggaan global semacam ini disebut realm
geografik, dan bilamana subjek ini dianggap sebagai realm maka harus diteliti
secara geografi dengan seksama. Hasil penelitian ini akan dapat disimpullkan
bahwa setiap relam mempunyai identitas tertentu dan ketidaksamaan dengan realm
lainnya.
Ahli-ahli
geografi mempelajari lokasi dan penyebaran sifat-sifatnya di permukaan bumi.
Sifat-sifat ini kemungkinan dikenali dari hasil kerja manusia atau sifat-sifat
lingkungan alamnya, atau kedua-duanya (merupakan salah satu tema yang paling
menarik dalam geografi yang membahas interrelationship antar lingkungan alam
dan masyarakat manusia). Pendekatan pada dunia manusai dan alam dipandu oleh
suatu perspektif keruangan. Sebagaimana ahli sejarah memusatkan pada kajian
waktu dan kronologis, maka ahli-ahli geografi memusatkan kajiannya pada runag
dan tempat. Struktur keruangan kota, layout lahan pertanian dan tegalan,
jaringan transportasi, system sungai, pola-pola iklim, dan sebagainya harus
dimasukkan dalam suatu realm geografik. Sebagaimana halnya dalam
istilah-istilah geografi yang menyangkut keruangan seperti : wilayah, jarak,
arah, pengelompokkan, perkirakan, asesibilitas, isolasi dan berbagai istilah
lain.
Selanjutnya
kita menggunakan perspektif geografik dan terminology keruangan untuk
menyelidiki realm geografik besar di dunia. Kemungkinan mendapatkan bahwa di
setiap realm ini memiliki suatu kombinasi khusus baik dari sifat-sifat budaya,
organisai amupun lingkungan alam. Karakter kualitas realm ini tercetak pada
bentang alam, dimana setiap realm mempunyai atribut tradisionalnya dan latar
belakang sosialnya. Kita dapat memahami bahwa umat manusia dan alam membentuk
realm geografi tersebut, tetapi tidak hanya ditunjukkan dimana lokasinya (suatu
pertanyaan yang paling penting dalam geografi dan sering jawabannya tidak
sesederhana sebagaiman yang nampak), tetapi juga mengapa lokasi realm terdapat
disitu, bagaimanakah realm tersebut tersusun dan apa yang terjadi dimasa
mendatang sebagaimana peristiwa-peristiwa perubahan-perubahan lainnya di dunia.
Walaupun
demikian perspektif geografi ini belum cukup, studi tentang geografi regional
dalam sudut pandang geografi tanpa belajar studi geografi sendiri. Sebagaimana
yang sudah dikemukakan diatas, sudah diperkenalkan ide-ide fundamental dan
konsep yang membentuk geografi modern. Kita tidak hanya meningkatkan kesadaran
gagasan-gagasan geografis dari berbagai ukuran yang sedemikian kompleks,
multicultural, hubungan antar benua, tetapi juga harus menggunakan
konsep-konsep yang ada didalam buku ini yakni realm, region dan konsep.
Ahli-ahli
geografi seperti kalangan sarjana lainnya, mereka berusaha menetapkan susunan
tingkatan yang berasal dari lembaran-lembaran informasi (data) yang tak
terhitung banyaknya yang mereka daptkan. Ahli-ahli biologi menetapkan suatu
system klasifikasi atau taksonomi untuk mengkategorikan ribuan jenis tanaman
dan binatang kedalam suatu system hirarki yang terdiri dari
tingkatan-tingkatan. Dalam asal-usul garis keturunan umat manusia termasuk
kingdom, pilum chordate, class mamalia, order primat, famili homiodid, genus
homo dan spesises homo sapien. Ahli-ahli geologi mengklasifikasikan batuan
kedalam tiga kategori utama dan selnjutnya untuk mempermudah terhadap skla
waktu geologi sejarah membuat definisi tentang era, age, dan periode sebagai
konsep perurutan kejadian-kejadian yang mereka pelajari.
Demikian
juga dalam geografi, merek juga menerapkan siistem-sistem klasifikasi. Bilaman
ahli geografi berhadapan dengan masalah perkotaan, maka mereka akan menerapkan
suatu klasifikasi skema didasarkan pada ukuran dan fungsi temapt-tempat yang
terlingkup (didinginkan). Beberapa istilah yang muncul dalam klasifikasi ini
dalam bahasa sehari-hari: megapolis, metropolis, town, village, dan hamlet.
Geografi Regional merupakan
deskripsi yang komprehensif-integratif aspek fisik dengan aspek manusia dalam
relasi keruangannya di suatu wilayah. Geografi Regional adalah suatu bagian
atau keseluruhan bagian yang didasarkan atas aspek keseluruhan suatu wilayah.
Dapat pula dikatakan bahwa Geografi Regional sebagai suatu studi tentang
variasi penyebaran gejala dalam ruang pada suatu wilayah teretentu, baik lokal,
negara, maupun continental.
Pada Geografi Regional, seluruh
aspek dan gejala geografi ditinjau dan dideskripsikan secara bertautan
dalam hubungan integrasi, interelasi keruangannya. Melalui interpretasi
dan analisa geografis regional ini, karakteristik suatu wilayah yang khas dapat
ditonjolkan, sehingga perbedaan antar wilayah menjadi kelihatan jelas
(Sumaatmadja, 1988).
Berdasarkan struktur keilmuan
geografi, maka geografi regional bukanlah salah satu cabang dari geografi
manusia ataupun geografi fisik. Tetapi geografi regional merupakan bagian dari
geografi yang bertugas untuk menjelaskan secara komprehensif segala keterkaitan
(asosiasi, relasi, interelasi, interakasi, inter- dependensi) unsur fisik dan
manusia yang ada pada suatu region tertentu pada waktu tertentu.
Asosiasi dan korelasi gejala
geografi di permukaan bumi secara dinamik, tidak hanya meliputi proses keruangannya
saja, melainkan pula meliputi kronologi berdasarkan urutan waktunya.
Melalui pendekatan historis seorang
geographer dapat memperhitungkan atau melakukan pendugaan terhadap perubahan
suatu gejala dalam region. Kompetensi yang diharapkan dalam geografi regional
adalah deskripsi wilayah (regional description), pendugaan wilayah (regional
forecasting), dan analisis sintesis dan melakukan evaluasi wilayah (regional
evaluation). Hal yang biasa terjadi, kompetensi yang dicapai hanya pada
sampai mendeskripsi wilayah sehingga materi geografi regional terkesan berupa
kumpulan wilayah yang kering dari makna.
Pengelompokan wilayah menurut De
Blij (1997) menggunakan kerangka global dalam regionalisasi penentuan Realm
geografik di Dunia. Kerangka global ini sudah mencerminkan dari unsur-unsur
kriteria fisik, politik, ekonomi, urban, sosial, geografi, sejarah, dan
lain-lain. Berdasarkan hal itulah pendapat dari De Blij sering digunakan dalam
pembelajaran, baik di bangku kuliah maupun sekolah oleh para pengajar. Berikut
ini sajian secara garis besar Realm menurut De Blij, sebagai berikut:
1. Realm Eropa
2. Realm Rusia
3. Realm Amerika Utara
4. Realm Amerika Tengah
5. Realm Amerika Selatan
6. Realm Afrika Utara dan Asia Barat Daya
7. Realm Afrika Subsahara
8. Realm Asia Selatan
9. Realm Asia Timur
10. Realm Asia Tenggara
11. Realm Australia
12. Realm Pasifik
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana paham region dan perkembangan geografi regional
1.2.2 Apa sudut pandang dalam
geografi regional
1.2.3 Apa
pengertian dan kedudukan geografi regional
1.2.4 Apa
pengertian realm geografik
1.2.5 Bagaimana kriteria realm
geografik
1.2.6 Bagaimana pembagian realm
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui paham region dan perkembangan geografi regional
1.3.2 Mengetahui sudut pandang dalam
geografi regional
1.3.3
Mengetahui pengertian dan kedudukan geografi regional
1.3.4
Mengetahui pengertian realm geografik
1.3.5 Mengetahui kriteria realm
geografik
1.3.6 Mengetahui pembagian realm
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Region
A.
Paham Region dan Perkembangan
Geografi Regional
Region berarti suatu
wilayah yang memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang membedakan diri
dari region-region lain di sekitarnya”. Region ini memiliki ukuran yang
bervariasi, dapat meliputi wilayah yang sangat luas maupun wilayah terbatas.
Karakter terpenting yang harus dimilikinya yaitu terdapatnya homogenitas
tertentu yang khas. Karakteristik yang khas ini dapat berupa aspek fisis maupun
aspek kultural.
Menurut Dickinson
(dalam Sumaatmadja, 1988), “Suatu region adalah suatu komplek keruangan atau
komplek teritorial yang terdiri dari penyebaran gejala-gejala yang berbeda
sesamanya, yang mengungkapkan suatu keseluruhan aspek tertentu sebagai ruang
geografi”. Sifat karakteristik sebagai suatu keseluruhan wilayah geografi pada
studi geografi digambarkan sebagai suatu pengertian geografi yang dikenal
sebagai konsep regional. Pembagian region dalam geografi dapat meliputi region
berdasarkan unsure fisis misalnya region geologi (geological region),
region jenis tanah (soil region), region iklim (climatic region),
region vegetasi (vegetation region), dan region berdasarkan aspek budaya
seperti region bahasa (linguistic region), region ekonomi (economic
region), region sejarah (historical region), dan sebagainya. Dari
pengertian di atas, region dapat pula dibedakan sebagai berikut :
1) Pengertian
internasional: region dapat meliputi beberapa negara yang mempunyai kesatuan
alam dan kesatuan manusia, misalnya : wilayah Asia Tenggara, wilayah Asia
Timur, wilayah Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa Barat, Eropa Timur dan
sebagainya.
2) Pengertian nasional:
region merupakan sebagian dari negara, tetapi bagian tersebut mempunyai
kesatuan alam dan kesatuan manusia, misalnya: pantai timur Sumatera, pantai
utara Jawa, dataran tinggi Bandung dan sebagainya. Berkaitan dengan pengertian
region adapula yang disebut kawasan, yaitu bagian dari region yang digunakan
untuk suatu fungsi tertentu, misalnya di pedesaan terdapat kawasan
perkampungan, kawasan pertanian, kawasan kehutanan. Demikian pula di perkotaan
terdapat kawasan permukiman, kawasan perkantoran, kawasan perniagaan, kawasan
industri, kawasan rekreasi dsb.
Geografi regional
dianggap sebagai studi tentang variasi penyebaran gejala dalam ruang di wilayah
tertentu baik secara lokal, negara maupun benua. Yang dibicarakan semua gejala
di wilayah yang bersangkutan baik gejala fisik maupun manusia.
Geografi Regional mengkaji:
A. Lokasi (location)
Lokasi adalah konsep geografi
terpenting, karena lokasi dapat menunjukkan posisi suatu tempat, benda atau
gejala di permukaan bumi. Lokasi dapat menjawab pertanyaan di mana (where) dan
mengapa di sana (why is it thre) tidak di tempat lain.
Lokasi adalah posisi
suatu tempat, benda, gejala, peristiwa lain. Ada dua komponen lokasi yaitu arah
dan jarak. Arah menunjukkan posisi suatu tempat bila dibandingkan dengan tempat
dimana kita berada. Sedangkan jarak adalah ukuran jauh atau dekatnya dua benda
atau gejala tersebut.
Ada dua macam lokasi, yaitu:
1. Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah
posisi sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Lokasi
absolut ini mutlak adanya dan dapat dipercaya karena massa daratan relatif
tetap, perubahannya kecil sekali dan berlaku umum di seluruh dunia. Melalui
lokasi absolut kita dapat mengetahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain
di permukaan bumi.
2. Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah
posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi daerah sekitarnya. Kondisi dan
situasi disini dapat berupa kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya dan keberadaan
transportasi dengan daerah disekitarnya. Seperti Indonesia terletak diantara
dua samudera dan dua benua. Dilalui oleh dua jalur pegunungan dunia. Secara
sosial budaya Indonesia merupakan tempat yang strategis karena berada di daerah
persilangan antara dua budaya yang berbeda yaitu Asia dan Australia. Kedua
benua tersebut mempunyai kondisi fisik dan corak kehidupan yang berbeda.
B. Tempat (place)
Tempat dapat mencerminkan karakter fisik
dan sosial suatu daerah. Suatu tempat dibentuk oleh karakter fisik (seperti
iklim, jenis tanah, tata air, morfologi, flora dan fauna) dan manusia yang
hidup di dalamnya (seperti jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan penduduk,
pendidikan, pendapatan dan kebudayaannya).
Dalam mengkajisuatu
tempat, kita dapat melihatnya dari dua aspek yaitu site dan situasi. Site
berkenaan dengan kondisi internal suatu tempat atau daerah, seperti iklimnya,
keadaan tanah, topografi, penduduknya, dan segala sumber daya yang terkandung
di dalamnya.
Situasi adalah kondisi eksternal suatu
tempat atau kondisi suatu tempat bila dibandingkan dengan daerah lainnya.
C. Hubungan Timbal
balik (interelasi)
Setiap gejala dipermukaan bumi ini pada
dasarnya adalah hasil hubungan timbal balik antara berbagai faktor. Hubungan
ini dapat berupa antar faktor fisik, faktor fisik dengan manusia dan antar
faktor manusia.
Contoh hubungan antar
faktor fisik: ketinggian tempat dengan faktor iklim makro; kemiringan lereng
dengan erosi; kesuburan lahan dengan jenis batuan; ketersediaan air tanah
dengan curah hujan.
Contoh hubungan antara
faktor manusia: perdagangan; transportasi; komunikasi dan organisasi.
Contoh hubungan antara
faktor manusia dan faktor fisik: penggundulan hutan oleh manusia yang dapat
menimbulkan banjir; penggalian bahan tambang yang berlebihan dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan; irigasi untuk pengairan; industri yang dapat meningkatkan
daya dukung lahan dan pemanfaatan sinar matahari untuk sumber energi dan
pertanian (greenhouse).
D. Gerakan (movement)
Setiap gejala di permukaan bumi
mengalami gerakan. Gerakan obyek tersebut ada yang tampak dan tidak tampak.
Gerakan ini menjadi kajian geografi untuk memahami latar belakang terjadinya
suatu gejala atau fenomena di permukaan bumi dan dampaknya terhadap gejala atau
fenomena lain. Contohnya adalah terjadinya berbagai macam usaha tani sebagai
akibat dari adanya perbedaan iklim; perbedaan iklim disebabkan oleh adanya
sirkulasi udara secara global di atmosfer.
E. Perwilayahan
(regionalisasi)
Tema yang paling mendasar dari studi
geografi adalah region, adapun kajian utamanya adalah berbagai bentuk region
dan perubahannya. Regionalisasi pada dasarnya adalah pengklasifikasian atau
pengelompokan data kedalam data sejenis. Dari pengelomp[okan tersebut maka akan
tampak daerah yang menunjukkan persamaan dan perbedaan. Kesatuan daerah yang
menunjukkan karakteristik tertentu sehingga dapat dibedakan dengan daerah
lainnya disebut region. Karakteristik atau ciri khas daerah suatu tempat itu
dapat berupa karakteristik aspek fisik, manusia atau gabungan keduanya.
Jenis region menurut
Stephen L.J. Smiith:
1. Region
apriori :
Region yang
dibuat tidak berdasarkan regionalisasi secara metodologis, jadi unsur
kesamaannya dibentuk oleh pandangan yang bersifat individual atau kepentingan
tertentu seperti unsur politik, kebiasaan setempat atau keuntungan-keuntungan
lainnya secara sepihak.
2. Region
formal atau regional homogenius :
Region
yang dibentuk karena adanya kesamaan kenampakan secara internal.
3. Regional
fungsional :
Region yang
dibentuk oleh tinggi atau rendahnya derajat interaksi antar tempat di permukaan
bumi.
Pembagian regionalisasi berdasarkan
presepsi individual yaitu:
1. Region uniform atau
formal
Region uniform atau
region statis yaitu region yang dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan,
termasuk iklim, vegetasi, tanah, landform, pertanian atau penggunaan lahan
lain.
2. Region nodal
Region nodal atau
region dinamis ditandai oleh gerak dari dan ke pusat. Pusat ini disebut sebagai
node. Region nodal dikatakan dinamis sebab didefinisikan sebagai gerakan bukan
objek yang statis dan terdapat fungsi suatu tempat sebagai pusat sirkulasi.
Terdapat 4 unsur yang
esensial dalam struktur regional nodal, yaitu:
1. Adanya arus barang, ide/gagasan dan
manusia
2. Adanya node/pusat yang menjadi pusat
pertemuan arus tersebut secara terorganisir
3. Adanya wilayah yang makin meluas
4. Adanya jaring-jaring rute tempat
tukar-menukar berlangsung
Geografi regional
mempelajari hubungan yang bertautan antara aspek-aspek fisik dengan aspek-aspek
manusia dalam kaitan keruangan di suatu wilayah (region) tertentu. Melalui
interpretasi dan analisis geografi regional maka ciri khas suatu wilayah dapat
ditonjolkan sehingga perbedaan antar wilayah akan nampak semakin jelas.
Geografi regional
adalah geografi yang mempelajari kewilayahan atas dasar luas dan sempitnya
daerah tersebut. Jadi, unsur esensial dalam geografi adalah region atau
wilayah. Region adalah suatu wilayah yang mempunyai kesamaan yang dapat dilihat
dari unsur fisikal, unsur manusia maupun gabungan antara keduanya.
Wittlesay mengemukakan
unit-unit region dapat dibentuk oleh:
1. Kenampakan iklim saja, tanah saja,
sehingga menunjukkan areal saja.
2. Multiple feature region (region yang
menunjukkan kenampakan majemuk seperti gabungan antara jenis tanah dan
tumbuhan, tumbuhan dengan budidaya bercocok tanam).
3. Region total atau compage yang
terdiri atas banyak unsur fisik dan manusianya seperti provinsi, negara atau
kawasan tertentu.
Bintarto mengemukakan bahwa region dapat
dilihat dari:
1. A.
Keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu (region uniform)
B. Wilayah dalam banyak
hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis
melingkar (nodal region)
2. A.
Generic region, klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya,
fungsinya diabaikan.
B. Spesific region,
klasifikasi wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal
mempunyai ciri-ciri geografi yang khusus.
3. Wilayah yang dalam klasifikasinya
menggunakan metode statistik deskriptif.
1.Region Formal dan Region Fungsional
Region dapat di bedakan menjadi dua
macam yaitu region formal (formal region) dan region fungsional (functional
region) atau disebut juga nodal. Apa yang dimaksud dengan
region formal dan region fungsional, secara lebih rinci akan diuraikan
sebagai berikut.
a. Region Formal
Region formal disebut
juga region uniform dan bersifat statis, yaitu suatu wilayah yang dibentuk oleh
adanya kesamaan kenampakan termasuk kedalamnya kenampakan fisik muka bumi,
iklim, vegetasi, tanah, bentuk lahan, penggunaan lahan dsb.
Anda dapat membagi bentuk permukaan bumi
berdasarkan topografi (tinggi rendah) nya, misalnya menjadi wilayah pegunungan
(wilayah ini merupakan kesatuan kenampakan yang sama yaitu bentuk
bergunung-gunung, sejauh kenampakan muka bumi bergunung itu masih terkait atau
retif sama, maka sejauh atau seluas itu pula wilayah pegunungan tersebut).
Demikian pula untuk dataran tinggi atau dataran rendah. Berdasarkan iklim,
permukaan bumi dapat Anda kelompokkan menjadi tiga wilayah iklim, yaitu wilayah
iklim tropis dimana daerah ini rentangannya diantara 23½ÂºLU sampai 23½ÂºLS,
wilayah iklim Sedang yang rentangannya diantara 23½ÂºLU dan 23½ÂºLS sampai 66½ÂºLU
dan 66 ½ÂºLS, dan wilayah iklim Dingin atau Kutub yang rentangannya diantara
66½ÂºLU dan 66 ½ÂºLS sampai 90º LU dan 90º LS. Pembagian tersebut hanya
berdasarkan salah satu unsur iklim saja yaitu unsur suhu. Sementara jika
kriterianya lebih dari satu misalnya suhu dan curah hujan maka
pengelompokkannya akan lebih beragam lagi. Sebagai contoh karena di wilayah
Indonesia terdapat suatu tempat yang memiliki ketinggian mencapai 5000 meter
dpl. maka sekalipun di wilayah tropis, tetapi juga memiliki salju seperti di
wilayah iklim sedang atau dingin. Contoh lainnya iklim mediteran di laut tengah
ternyata terdapat pula di wilayah negara bagian California Amerika Serikat dsb.
Sehingga wilayah iklim dapat pula terpisah-pisah.
b. Region Fungsional
Region fungsional
disebut juga region nodal. Region fungsional bersifat dinamis daibandingkan
dengan region formal, yaitu ditandai oleh adanya gerakan dari dan ke pusat.
Pusat tersebut disebut sebagai node. Sejauh mana node dapat
menarik daerah sekitarnya sehingga tercipta interaksi maksimal, maka sejauh
itulah batas region nodalnya.
Contoh sederhana dapat
Anda amati pada masyarakat tradisional atau praindustri, dimana pada pusat
perkampungan penduduk dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Lahan
pedesaan dapat menyediakan berbagai kebutuhan penduduk seperti makanan, nahan
bakar dan pakaian sederhana. Perkampungan merupakan pusat tempat dibuatnya
berbagai keputusan yang menyangkut kehidupan warga kampung, dan perkampungan
pun merupakan pusat pergerakan manusia atau penduduk kampung dan hewan sebagai
alat bantu pembajakan lahan pertaniannya ke lahan pertanian setiap pagi dan
pulang di siang atau sore harinya.
Pada masyarakat maju,
jumlah penduduk lebih banyak dan menyebar. Lokasi pasar, sekolah, pusat
kesehatan umumnya terkonsentrasi dalam satu tempat tertentu. Tempat tertentu
tersebut merupakan region nodalnya. Para petani menjual hasil panennya di
pasar, anak-anak ke sekolah, ibu-ibu berbelanja ke wilayah pusat perbelanjaan,
para karyawan pabrik pergi setiap hari kerja ke wilayah pusat industri.
Suatu region nodal
terdapat empat unsur penting sebagai berikut :
1) adanya arus barang, ide/gagasan dan
manusia;
2) adanya node/pusat yang menjadi pusat
pertemuan arus tersebut secara terorganisir;
3) adanya wilayah yang makin meluas;
4) adanya jaring-jaring rute tempat
tukar menukar berlangsung.
Pada region nodal
terdapat fungsi suatu tempat sebagai sirkulasi. Pada wilayah tersebut terdapat
aktivitas yang diorganisir dan umumnya bersifat lebih dinamis seperti gerakan
orang, barang, berita atau pesan. Karena itu dalam region nodal meliputi
wilayah di sekitar titik pusat. Region formal tidak perlu memiliki core (inti),
walaupun dalam beberapa hal memiliki heartland area (wilayah jantung). Heartland
area adalah daerah yang kenampakkan dari suatu criteria tertentu sangat
jelas kenampakkannya.
Rintisan kajian regional telah
dimulai oleh Strabo pada masa geografi Yunani, kajian regional juga termuat
dalam karya Varenius yang terbit pada pertengahan abad ke-17. Paham regional
dan konsep regional secara formal baru dikembangkan kemudian oleh Alfred
Hattner (1895-1942) di Jerman, Vidal de la Blache (1845-1918) di Prancis, dan
lebih kemudian lagi oleh Richard Hartshorne di Amerika Serikat.
Di Jerman Alfred Hattner untuk
pertama kalinya pada tahun 1905 dan kemudian secara lebih lengkap pada 1927
menegaskan kedudukan studi regional dalam geografi.
Pada Perang Dunia I merupakan priode
yang subur bagi persemaian regional. Pengalaman orang menjadikan para geografer
lebih mendalam aspek-aspek dari pada mempelajari geomorfologi.
1.
Konsep landschaft menurut Hattner
Menurut Hattner landschaft adalah
bagian permukaan memberikan gambaran individualitas tersendiri dan meliputi
keadaan alamnya beserta isinya yang terdiri atas tumbuhan, hewan, dan manusia
yang menghuninya. Kemudian menjadi dasar bagi uraian daerah-daerah maka senama
dengan laderkunde yang dalam bahasa Belanda disebut seachjiving, dan dalam
bahasa Inggris dinamakan regional geografi . Hattner masih mengikuti jejak Von
Richthofen yang memandang tugas utama geografi ialah membuat pelukisan
(deskripsi) tentang permukaan bumi.
Untuk memudahkan perbandingan
tentang daerah satu dengan yang lain, Hattner menyarankan dipakainya suatu
bagan terkenal sebagai Bagan Hattner. Bagan Hettner meliputi unsur-unsur yang
perlu dipelajari berturut-turut tentang : letak, luas, perlikuan horizontal
(bentuk wilayah), perlikuan vertical (relief), susunan geologi, geomorfologi,
keadaan agrogeografi, iklim, gejala, irigasi, vegetasi, hewan, manusia (mengenai
jumlah, penyebaran, cara menatap, kebudayaannya baik material maupun rohani).
Bagan tersebut memiliki keuntungan
dan kekurangan untuk membuat uraian tentang suatu wilayah.
Keuntungannya meliputi antara lain:
1)
Telaah dapat dilakukan secara sistematis.
2) Bagan uraian sistematis unsur
demi unsur telaah mendalam untuk tiap
unsur dapat dilakukan secara leluasa.
3) Dengan membuat telaah berdasarkan
unsur-unsur yang sama yang terdapat pada bagan pembandingan akan lebih mudah
dilakukan untuk mengetahui keadaan kemiripan, perbedaan dan keunikan
wilayah-wilayah di muka bumi.
Sedangkan kelemahannya antara lain:
1)
Uraian pembahasan (telaah) terkadang menjadi kaku.
2) Dengan uraian sistematis
mengikuti bagan tersebut uraian terpadu yang mudah memberi gambaran
karakteristik atau keunikan wilayah sukar dicapai.
3) Uraian sistematis dengan
mengikuti sistem bagan yang demikian tampak sebagai telaah yang bersifat
inventarisasi yang atomistis.
Kelemahan lain dalam pemakaian
system bagan untuk uraian geografi regional, khususnya bagi geografi untuk
sekolah, ialah terdapatnya kecenderungan membatasi pada satuan wilayah politik.
2.
Pandangan Regional menurut Vidal deBlache
Menurut Vidal sasaran utama geografi
de vie’ yang karakteristiknya peradaban (siviisasai) atau kebudayaan mania
(penduduk yang hutan) dan kedua oleh kemungkinan-kemungkinan lingkungan peta
pengaruhnya atas aktivitas manusia-manusia dengan kebudayaan.
Faktor-faktor penting yang
berpengaruh atas timbulnya keanekaragaman di samping keadaan alam meliputi juga
fackor-faktor aksial dan sejarah, factor ekonomi, dan juga factor kerohanian
atau kejiwaan.
3.
Pandangan Regional Menurut Hartshorne
Paham regional di Amerika
dikembangkan oleh Richard Hartshome. Pengembangan geografi regional di Amerika
sedikit banyak agak terhambat oleh adanya bentuk-bentuk dualism dalam praktek
geografi. Dualisme pertama menyangkut pengotakan terpisah antara geografi fisi
dan geografi manusia. Dualisme ini tampaknya bertalian erat dengan tahapan
sejarah perkembangan ilmu alami.
Bentuk dualism memisahkan geografi
fisis dan geografi manusia ditelaah secara kesejarahan oleh Hartshorne,
sedangkan kedudukannya dalam geografi mutakhir dianalisis oleh Edward A.
Ackerman.
B.
Sudut Pandang dalam Geografi Regional
Mathieson mengemukakan lima tahapan
sudut pandang yang telah tumbuh dan dipakai dalam geografi regional, yaitu:
1.
Sudut Pandang yang Bersifat Holistic atau disebut juga
Pandangan Kosmografis.
Pandangan
ini dianut pada masa pertumbuhan awal geografi ketika perhatian orang dalam
studi geografi belum mengenal batas lingkup isi yang dipelajari dan penjelasan
fenomena yang dihadapi dan masih banyak pengaruh pandangan filsafat. Dan masih
mencul dikalangan masyarakat sekarang, contohnya adanya usaha penjelasan yang
dikaitkan dengan tata aturan alam semesta sebagai keseluruhan.
2.
Sudut Pandang yang Bersifat Environmentalis.
Pandangan
yang memandang lingkungan alam yang bersifat menentukan meluas pengaruh pada
berbagai aspek pengetahuan geografi, termasuk geografi manusia ataupun geografi
sosial. Pandangan yang melebih-lebihkan pengaruh alam ini masih tercermin dalam
berbagai karya geografi regional dan geografi manusia sampai pertenganan abad 19.
Sebagai contoh berbagai kawasan negara belum maju karena faktor kondisi
lingkungan yang ekstrem di Benua Afrika yang sangat kering, iklim tidak menentu
seperti sangat panas dan sangat dingin, dan relief yang sangat berat dan
menyulitkan kehidupan.
3.
Sudut Pandang Posibilis.
Pandangan
ini sudah dipandang kurang memadai lagi. Karena orang lebih mendasarkan pada
analisis statistik.
4.
Sudut Pandang Probabilis.
Pandangan
yang menghubungkan antara alam dengan proses-proses oleh ahli yang lebih banyak
menerapkan pendekatan statistik.
5.
Sudut Pandang Voluntaris.
Ini banyak
dikembangkan dalam negara - negara komuni. Dalam pandangan ini factor alam
tidaklah dijadikan rintangan bagi ideology dan factor manusialah yang paling
dominan. Dalam sejarahnya telah membawa kemenangan dalam medan peperangan,
khususnya dalam menghadapi musuh (tentara gabungan sekutu) pada Perang Dunia
II. Akan tetapi padangan ini memudar seiring dengan munculnya norma kemanusiaan
dalam negara – negara komunis.
C.
Pengertian dan Kedudukan Geografi Regional
1.
Teori dan Prosedur Dalam Mempelajari Region.
Region merupakan batasannya sendiri
maupun berdasar sifat konsepsi intelektual, suatu satuan (entity) untuk
pengarahan pemikiran, terwujud dengan menyeleksi ciri-ciri tertentu yang
relevan terhadap suatu minat atau masalah kedaerahan, dan dengan
mengensampingkan ciri-ciri yang tidak relevan. Tujuan pertama studi regional
ialah untuk mendeskripsikan corak atau karakteristik daerah-daerah tertentu.
Pernyataaan umum mengenai ciri-ciri
region tidak dikemukakan para geografer. Maka untuk mengatasi kekurangan
mengenai hal yang demikian itu James dan Jones mencoba mengemukakan
pertimbangan esensial mengenai ciri atau atribut region, yang meliputi:
a. Kriteria.
Merupakan syarat dasar untuk
penentuan region. Biasanya dipilih secara sepintas sehingga sifatnya masih
hipotesis.
b. Kategori.
Menggambarkan golongan berdasar
corak dasar mengingat sifat-sifat umum ataupun criteria yang dipakai.
c. Karakteristik.
Karakteristik berlaku baik bagi
uniform region maupun nodal region.
Untuk uniform region perlu
diperhatikan dua sifat karakteristiknya, seperti di bawah ini:
1)
Uniform region adalah homogen, karena setiap bagian daerahnya mengandung
sifat (sifat-sifat) yang dipakai sebagai dasar pembatasannya.
2) Uniform region mengandung variasi tertentu dalam hal
intensitas atau sifat yang dibolehkan menurut kriteria.
Bagi ‘nodal region’ perlu
diperhatikan empat hal, di samping karakteristik yang berlaku bagi region pada
umumnya, yaitu meliputi sebagai berikut:
1) Nodal region adalah homogeny
karena seluruh daerahnya bersesuaian dengan suatu desain integral dalam hal
sirkulasi internal.
2) Nodal region mengandung satu
pusat (fokus) ada kalanya beberapa buah yang bertugas sebagai titik pusat
organisasi.
3) Nodal region menyangkut suatu
pola sirkulasi.
4) Fokus ‘nodal region’ dihubungkan
dengan bagian-bagian daerahnya oleh ikatan-ikatan dengn intensitas dan sifat
yang berbeda.
d. Inti dan
perbatasan.
Pengertian region sendiri menurut
Komisi di Amerika yang dipimpin Derwent Whittlesay mengandung pengertian:
1)
Suatu daerah dengan ukuran tertentu (bisa besar bisa kecil).
2)
Daerah bersifat homogeny berdasar criteria tertentu.
3)
Dapat dibedakan dari daearh sekitarnya oleh adanya suatu jenis ikatan
khusus secara kedaerahan (ada internal cohesion).
Peta sangat esensial bagi studi
geografi, karena:
1)
Memungkinkan penggambaran secara ringkas tantang region.
2) Di lapangan peta membantu
memungkinkan cara yang tepat dalam melakukan pengamatan.
3)
Peta untuk memudahkan analisis dan pembandingan.
Jika daerah-daerah digambarkan pada
peta untuk dianalisis geografi mungkin perlu di bedakan 3 macam perbedaan
(diferensiasi), yaitu:
1)
Perbedaan menurut derajat.
Perbedaan menurut derajat muncul
kalau suatu fenomena meluas terus-menerus (kontinu) tanpa putus, dan hanya
bervariasi dalam hal kapasitasnya
2)
Perbedaan menurut pencacahan.
Perbedaan cacah timbul kalau
menyangkut pola titik-titik yang penggambarannya pada peta dengan skala
diperkecil tak dapat menunjukkan tiap individu dengan simbolnya masing-masing.
3)
Perbedaan menurut jenis.
Perbedaan dalam hal jenis timbul
kalau suatu fenomena terdapat secara berbeda pada daerah yang berlainan yang
masing-masing ditandai dengan perbedaan kualitas atau coraknya.
e. Compage.
Merupakan istilah lama (abad 16-17)
yang sekarang jarang dipakai , dan berasal dari kata com (= bersama) dan pag atau pangere (= mengikat). Jadi,
berarti struktur atau pun susunan yang kompleks dan kuat. Compage juga ditandai
dengan lokasi yang unik, meliputi suatu gabungan unsur-unsur, secara terbatas
tak mempunyai daerah bandingan.
Ada empat tingkatan hierarki
‘compage’ yang masing-masing perlu memenuhi syarat-syarat:
1) Perlu menggambarkan secara jelas
perbedaan tingkatan yang lain.
2) Ada penamaan atau sebutan (istilahnya) sendiri, tidak semua dengan
sebutan nama yaitu region.
3) Hendaknya masing-masing dapat
dipetakan dengan skala yang berbeda.
Penggolongan ‘compage’ atas empat
tingkatan hierarki dengan sebutan berbeda meliputi:
1)
Locality.
Merupakan tingkatan paling rendah
dan meliputi lingkungan sehari-hari dengan suatu realitas dan arti maksimum
bagi penduduknya. Skala peta untuk studi ‘locality’ dapat berkisar antara
1:10.000 hingga 1:50.000.
2)
District.
Beberapa ‘localities’ dapat
digabungkan hingga menjadi suatu wilayah lebih besar yang dapat dengan medah
dibedakan dari yang lain dan merupakan satuan yang disebut ‘district’. Skala
peta yang dipakai untuk pembahasan ‘district’ dapat berkisar dari 1:50.000 sampai
1:250.000.
3)
Province.
Province seringkali bertepatan
dengan ‘geomorphic regions’, seperti misalnya: Daerah Pegunungan Kapur Selatan,
daerah Pantai Utara Jawa. Skala dari 1:100.000 hingga 1:5.000.000.
4)
Realm.
‘Realm’ dapat didasarkan atas pola kegiatan
manusia dengan drajat generalisasi yang cukup besar dan penelaahan yang
mendetil sering perlu ditiadakan. ‘Realm’ dapat merupakan suatu bagian benua,
anak benua, atau sekumpulan kawasan kepulauan dan Semenanjung seperti: Asia
Tenggara, India Pakistan-Bangladesh, Eropa Barat Laut, dan sebagainya. Skala
yang dipakai melebihi 1:5.000.000.
f. Kesadaran
regional.
Regionalisme merupakan sesuatu yang
menggambarkan tidak saja suatu suasana perasaan, pandangan atau pikiran dan
menunjukkan atau menyangkut:
1)
Kerangka bagi keperluan pengumpulan informasi tentang wilayah.
2)
Suatu hipotesis untuk mempelajari inteirelasi antarwilayah.
3)
Suatu alat atau sarana untuk keperluan administrasi perencanaan.
2.
Kedudukan Geografi Regional Dalam Ilmu dan Pengajaran Sekolah.
a.
Kedudukan Geografi Regional Sebagai Ilmu.
Hattner (di Jerman), Vidal (di
Prancis), dan Hartshorne (di Amerika) merupakan tokoh-tokoh geografi yang telah
menempatkan geografi regional sebagai ilmu yang mempelajari keanekaragaman yang
unik daerah-daerah di muka bumi.
Geografi sebagai ilmu menurut
Hartshorne, perlu menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Dasar pengamatan empiric yang
sebebas (seobjektif) mungkin, melukiskan fenomena dengan derajat kesaksamaan
dan kemantapan yang maksimum.
2) Atas dasar hal yang demikian,
fenomena diklasifikasikan dalam artian konsep-konsep yang umum (universal),
sejauh realita mungkin.
3) Melalui pertimbangan rasional
tentang fakta-fakta yang dicapai melalui analisis dan sintesis logik, termasuk
juga penggunaaan dan penyuluhan (sejauh mungkin) prinsip-prinsip umum atau
hukum tentang interrelasi, mencapai pemahaman ilmiah maksimum tentang
interrrelasi fenomena.
4)
Menyajikan hasil penemuan dalam susunan atau system yang beraturan
sehingga apa yang diketahui membawa orang sampai pada batas ketidaktahuan.
g. Geografi Regional Dalam Pengajaran sekolah.
Sejak tahun 1972 para geografer dan
ahli pendidikan geografi sepakat agar geografi yang diajarkan disekolah bukan
geografi yang terkotak dalam geografi fisis dan geografi manusia, melainkan
geografi terpaduyang membahas hubungan kehidupan dengan lingkungan alamnya.
Seminar pengajaran geografi 1972
sepakat menyatakan bahwa untuk keperluan pengajaran sekolah, objek studi
geografi ialah permukaan bumi sebagai suatu kebulatan. Hakikat sasaran geografi
meliputi:
1)
Kebulatan Hubungan manusia dan lingkungan.
2)
Wilayah (region) sebagai hasil interaksi, asosiasi, integrasi dan
diferensiasi unsure-unsur alamiah dan manusiawi dalam ruang tertentu di permukaan
bumi.
Dalam kenyataan kurikulum yang
berlaku, sejak 1975 materi pengajaran geografi justru terpecah (terpisah),
sebagian diajarkan dalam bidang studi ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan
sebagian lagi dalam bidang studi ilmu pengetahuan alam.
Hal ini tercermin dari adanya
kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
1)
Para siswa berpikir dalam arti kawasan Negara atau ‘political regions’.
2)
Kesadaran siswa akan pengertian region menurut geografiwan.
3) Para siswa acuh tak acuk mengenai
kenampakan-kenampakan nyata tempat-tempat yang telah menjadi objek studinya.
2.2 Konsep Realm
A. Pengertian Realm Geografis
Realm geografis adalah satuan
keruangan yang paling luas dan digunakan sebagai alat untuk membagi bumi ini.
Realm geografis ini dibagi lagi menjadi satuan keruangan yang lebih sempit
yaitu region geografis, region geografis dibagi lagi menjadi negara, negara
terdiri propinsi dan seterusnya sampai pada ukran keruangan terkecil yakni
locality.
B. Kriteria Realm Geografis
Kriteria realm geografis sebagai
berikut:
1. Realm geografis merupakan
kesatuan keruangan terbesar dari dunia sebagai tempat tinggal manusia dan
kriteria yang ditetapan untuk dasar regionalisasi didasarkan pada kenampakan
fisik atau kemanusiaan atau kedua-duannya.
2. Realm geografis merupakan hasil
interaksi dan lingkungan alam dan manusia sebagai suatu interaksi fungional
yang ditunjukkan pada wilayah pertanian,pertambangan, pelabuhan, jalan raya,
bendungan, desa, kota dan kenampakan lainnya yang terekam dalam bentang alam.
Menurt kriteria diatas Antartika bukan Realm Geografis
3. Realm Geografis harus
mencerminkan definisi yang berifat komprehensif dan mencakup pengelompokkan
penyebaran umat anusia di dunia.
4. Beberapa Realm geografis bertemu
dengan realm geografis sekitarnya maka terbentuk zona transisi
5. Realm geografis selalu berubah
sepanjang waktu
C. Pembagian Realm
Secara garis besar berdasarkan
hirarki dimensi keruang dunia ini dbagi menjadi beberpa realm geografis, realm
gegrafis terdiri dari beberapa region geografis, region gegrafis merupakan
kumpulan dari negraa-negara. Sebagai contohnya : Dunia ini berdasrkan budaya
dikelmpokkan menjadi 12 realm geografis, yaitu:
1. Realm Eropa
2. Realm Rusia
3. Realm Asia Barat dan Afrika Utara
4. Realm Asia Timur
5. Realm Asia Selatan
6. Realm Asia Tenggara
7. Realm Amerika Utara
8. Realm Amerika Tengah
9. Realm Amerika Selatan
10. Realm Afrika Subsahara
11. Realm Australia
12. Realm Pasifik
|
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/ms/e/ec/Peta_Asia_Tenggara2.PNG
|
Misalnya kita sudah mengetahu realm Asia Tenggara, selanjutnya anda ingin mengetahui region geografisnya, maka Asia Tenggra tediri dari dua, yaitu
1.
Mainland
Region geografis Mainland terdiri
dari Negara : Vietnam, Kamboja , Laos, Myanmar, dan Thailand.
2. Insuler
Sedangkan region geografis
“Insuler" meliputi: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Timor
Leste. Demikianlah contoh hirarki keruangan dalam perspektik Geografi Regional
dunia.
Pengelompokan tersebut menurut De
Blij (1997) menggunakan kerangka global dalam regionalisasi penentuan Realm
geografis di Dunia. Kerangka global ini sudah mencerminkan dari unsur-unsur
kriteria fisik, politik, ekonomi, urban, sosial, geografi, sejarah, dan
lain-lain. Berdasarkan hal itulah pendapat dari De Blij sering digunakan dalam
pembelajaran, baik di bangku kuliah maupun sekolah oleh para pengajar. Harm de
Blij adalah seorang ahli geografi terkenal dikenal untuk studi di geografi
regional, geopolitik dan lingkungan. Dia adalah seorang penulis, seorang
profesor geografi dan dia adalah Editor Geografi untuk ABC Good Morning America
1990-1996.
Masing-masing daerah adalah wilayah
sendiri karena mereka sangat berbeda satu sama lain. Misalnya, wilayah Eropa
berbeda dari alam Rusia karena iklim yang berbeda, sumber daya alam, sejarah
dan struktur politik dan pemerintahan. Eropa misalnya, memiliki iklim yang
sangat bervariasi di negara-negara yang berbeda sedangkan sebagian besar iklim
Rusia sangat dingin dan kasar untuk sebagian besar tahun.
Realm dunia juga dapat dibagi
menjadi dua kategori: mereka yang didominasi oleh satu negara besar (misalnya
Rusia) dan mereka yang memiliki berbagai negara dengan tidak ada bangsa yang
dominan (Eropa misalnya).
Dalam setiap dari 12 realm geografis
ada banyak daerah yang berbeda dan beberapa alam mungkin memiliki daerah lebih
dari yang lain. Daerah didefinisikan sebagai area yang lebih kecil dalam
wilayah yang memiliki karakteristik serupa dalam lanskap fisik, iklim, orang,
sejarah, budaya, struktur politik dan pemerintah.
Ini adalah konsep-konsep seperti ini
yang menjelaskan bagaimana alam dan wilayah di dunia telah datang untuk diatur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar