Senin, 20 Juni 2016

Makalah Region dan Realm | Pendidikan Geografi UNS

Salam mencoba sudah lama nggak buat postingan blog semenjak beberapa bulan lalu tentang perbedaan realm dan region. Kali ini Coba2-aja akan memposting hal yang serupa yakni hasil dari pembuatan makalah tentang "Konsep Region dan Realm". Terima kasih untuk semua orang yang membantu pembuatan makalah ini. 
Pada awalnya kelompok ini hanya beranggotakan 2 orang yakni Arief dan Irwan  yang di no 1 dan 3 tersebut. Namun karena tugasnya mangkrak, anggota kelompok ditambah 4 menjadi arief, diyah, irwan, umam, shinto, dan yulianto. Setelah satu minggu belum selesai ditambah 2 orang lagi. Dan menjadi seperti sekarang. 

Langsung saja baca sendiri yah total 30 halaman kalo di word jadi saya page break untuk melihat selengkapnya untuk bab 3 tidak saya post karena agar berbeda kesimpulannya.
Makalah
KONSEP REGION DAN REALM








DISUSUN OLEH :
1.      Arief Nurdien M.R.          K5414009
2.      Diyah Ayu Ciptorogo       K5414017
3.      Irwan Syahputra               K5414028
4.      Khoirul Umam                  K5414030
5.      Muhammad Farid             K5414037
6.      Rheza Adi Prihardani       K5414043
7.      Shinto Risma Larasati       K5414048
8.      Yulianto Kurniawan         K5414058

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2016



KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “KONSEP REGION DAN REALM”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Geografi Regional Indonesia I.
Makalah ini berisi tentang :
a.  Konsep Region
b.  Konsep Realm
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada :
1. Allah SWT, Tuhan yang Maha Segalanya
2. Rasulullah SAW, suri tauladan bagi seluruh umat manusia.
3. Yth. Bapak Drs. Partoso Hadi, M.Si. selaku dosen mata kuliah Geografi Regional Indonesia I, yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penyusun serta berbaik hati meminjami penyusun buku sebagai bahan referensi.
4. Orang tua penyusun, yang telah membesarkan dan mendidik penyusun. Penyusun mutlak berterima kaih dan sekaligus meminta maaf kepada beliau berdua, karena hanya dengan dukungan mereka berdualah penyusun dapat melanjutkan pendidikan penyusun hingga perguruan tinggi. Penyusun menyadari, tanpa beliau berdua, mustahil penyusun bisa menjadi seperti sekarang. Begitu banyak pengorbanan yang beliau berikan kepada penyusun, dari kecil hingga saat ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan untuk perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat barmanfaat bagi pembaca sekalian.

Surakarta, 9 April 2016
           

Penyusun


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..6
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..26




Motto
Manusia diciptakan dengan perbedaan supaya saling mengenal
Maka sudah selayaknya kita memperlajari
Konsep Region dan Realm










BAB I

1.0  Abstrak
Region berarti suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang membedakan diri dari region-region lain di sekitarnya. Region dapat dikategorikan menjadi dua yakni region fungsional dan region formal. Sudut pandang yang dipakai region ada lima diantaranya Holistic, Environmentalis, Posibilis, Probabilis, dan Voluntaris. Region mengenal istilah Compage yang berarti tingkatan dan diantaranya terdapat Realm. Region dan Realm keduanya serupa tapi tak sama. Realm bagian dari Region yang berskala besar dan hanya menyorot tentang hasil interaksi manusia.
Kata Kunci : Region dan Realm

1.1 Pendahuluan
Saat ini dunia mengalami transformasi peristiwa-peristiwa yang bersejarah baik dalam bidang politik, ekonomi dan sosial yang sedang berlangsung secara cepat. Peristiwa-peristiwa ini dapat ditemui dalm buku-buku maupun majalah serta surat-surat kabar baik yang terjadi pada masa lampau hingga saat ini. Peristiwa-peristiwa terbentuknya aliansi, kesatuan-kesatuan peradaban lama terpecah-pecah, gagasan-gagasan baru berkembang, rumusan-rumusan lama telah usang. Para pemimpin politik dunia telah menyatakan saat ini tersebut “tatanan dunia baru”, tetapi sebutan-sebutan sepertiini nampaknya masih terlalu dini. Tatanan dunia mendatang sesungguhnya masih sedang ditawarkan. Dalam hal ini bias dipastikan pta dunia baru akan jelas mengalami perubahan. Untuk memahami arah perubahan-perubahan dunia yang baru yang akan terjadi ini, maka studi geografi regional inilah salah satu misinya.
Marilah kita mengarah pada kerangka geografis dunia kontemporer yaitu adanya desain yang agung sebagi produk dari ribuan tahun ciptaan manusia, keruntuhan, perkembangan, stagnasi, revolusi dan interaksi serta isolasi. Saat ini kita sedang dalam suatu hubungan antar benua baik dalm bidang lalu lintas, perdagangan, tourisme sehingga terbentuk sebagai “village global”, tetapi “village” ini masih mempunyai “ketertanggaan”. Nama-nama seperti eropa, amerika selatan, asia tenggara, dan lainnya inilah yang merupakan contoh kerumahtanggaan. Kita menyebut kerumahtanggaan global semacam ini disebut realm geografik, dan bilamana subjek ini dianggap sebagai realm maka harus diteliti secara geografi dengan seksama. Hasil penelitian ini akan dapat disimpullkan bahwa setiap relam mempunyai identitas tertentu dan ketidaksamaan dengan realm lainnya.
Ahli-ahli geografi mempelajari lokasi dan penyebaran sifat-sifatnya di permukaan bumi. Sifat-sifat ini kemungkinan dikenali dari hasil kerja manusia atau sifat-sifat lingkungan alamnya, atau kedua-duanya (merupakan salah satu tema yang paling menarik dalam geografi yang membahas interrelationship antar lingkungan alam dan masyarakat manusia). Pendekatan pada dunia manusai dan alam dipandu oleh suatu perspektif keruangan. Sebagaimana ahli sejarah memusatkan pada kajian waktu dan kronologis, maka ahli-ahli geografi memusatkan kajiannya pada runag dan tempat. Struktur keruangan kota, layout lahan pertanian dan tegalan, jaringan transportasi, system sungai, pola-pola iklim, dan sebagainya harus dimasukkan dalam suatu realm geografik. Sebagaimana halnya dalam istilah-istilah geografi yang menyangkut keruangan seperti : wilayah, jarak, arah, pengelompokkan, perkirakan, asesibilitas, isolasi dan berbagai istilah lain.
Selanjutnya kita menggunakan perspektif geografik dan terminology keruangan untuk menyelidiki realm geografik besar di dunia. Kemungkinan mendapatkan bahwa di setiap realm ini memiliki suatu kombinasi khusus baik dari sifat-sifat budaya, organisai amupun lingkungan alam. Karakter kualitas realm ini tercetak pada bentang alam, dimana setiap realm mempunyai atribut tradisionalnya dan latar belakang sosialnya. Kita dapat memahami bahwa umat manusia dan alam membentuk realm geografi tersebut, tetapi tidak hanya ditunjukkan dimana lokasinya (suatu pertanyaan yang paling penting dalam geografi dan sering jawabannya tidak sesederhana sebagaiman yang nampak), tetapi juga mengapa lokasi realm terdapat disitu, bagaimanakah realm tersebut tersusun dan apa yang terjadi dimasa mendatang sebagaimana peristiwa-peristiwa perubahan-perubahan lainnya di dunia.
Walaupun demikian perspektif geografi ini belum cukup, studi tentang geografi regional dalam sudut pandang geografi tanpa belajar studi geografi sendiri. Sebagaimana yang sudah dikemukakan diatas, sudah diperkenalkan ide-ide fundamental dan konsep yang membentuk geografi modern. Kita tidak hanya meningkatkan kesadaran gagasan-gagasan geografis dari berbagai ukuran yang sedemikian kompleks, multicultural, hubungan antar benua, tetapi juga harus menggunakan konsep-konsep yang ada didalam buku ini yakni realm, region dan konsep.
Ahli-ahli geografi seperti kalangan sarjana lainnya, mereka berusaha menetapkan susunan tingkatan yang berasal dari lembaran-lembaran informasi (data) yang tak terhitung banyaknya yang mereka daptkan. Ahli-ahli biologi menetapkan suatu system klasifikasi atau taksonomi untuk mengkategorikan ribuan jenis tanaman dan binatang kedalam suatu system hirarki yang terdiri dari tingkatan-tingkatan. Dalam asal-usul garis keturunan umat manusia termasuk kingdom, pilum chordate, class mamalia, order primat, famili homiodid, genus homo dan spesises homo sapien. Ahli-ahli geologi mengklasifikasikan batuan kedalam tiga kategori utama dan selnjutnya untuk mempermudah terhadap skla waktu geologi sejarah membuat definisi tentang era, age, dan periode sebagai konsep perurutan kejadian-kejadian yang mereka pelajari.
Demikian juga dalam geografi, merek juga menerapkan siistem-sistem klasifikasi. Bilaman ahli geografi berhadapan dengan masalah perkotaan, maka mereka akan menerapkan suatu klasifikasi skema didasarkan pada ukuran dan fungsi temapt-tempat yang terlingkup (didinginkan). Beberapa istilah yang muncul dalam klasifikasi ini dalam bahasa sehari-hari: megapolis, metropolis, town, village, dan hamlet.
Geografi Regional merupakan deskripsi yang komprehensif-integratif aspek fisik dengan aspek manusia dalam relasi keruangannya di suatu wilayah. Geografi Regional adalah suatu bagian atau keseluruhan bagian yang didasarkan atas aspek keseluruhan suatu wilayah. Dapat pula dikatakan bahwa Geografi Regional sebagai suatu studi tentang variasi penyebaran gejala dalam ruang pada suatu wilayah teretentu, baik lokal, negara, maupun continental.
Pada Geografi Regional, seluruh aspek dan gejala geografi ditinjau dan dideskripsikan secara bertautan dalam hubungan integrasi, interelasi keruangannya. Melalui interpretasi dan analisa geografis regional ini, karakteristik suatu wilayah yang khas dapat ditonjolkan, sehingga perbedaan antar wilayah menjadi kelihatan jelas (Sumaatmadja, 1988).
Berdasarkan struktur keilmuan geografi, maka geografi regional bukanlah salah satu cabang dari geografi manusia ataupun geografi fisik. Tetapi geografi regional merupakan bagian dari geografi yang bertugas untuk menjelaskan secara komprehensif segala keterkaitan (asosiasi, relasi, interelasi, interakasi, inter- dependensi) unsur fisik dan manusia yang ada pada suatu region tertentu pada waktu tertentu.
 Asosiasi dan korelasi gejala geografi di permukaan bumi secara dinamik, tidak hanya meliputi proses keruangannya saja, melainkan pula meliputi kronologi berdasarkan urutan waktunya.
Melalui pendekatan historis seorang geographer dapat memperhitungkan atau melakukan pendugaan terhadap perubahan suatu gejala dalam region. Kompetensi yang diharapkan dalam geografi regional adalah deskripsi wilayah (regional description), pendugaan wilayah (regional forecasting), dan analisis sintesis dan melakukan evaluasi wilayah (regional evaluation). Hal yang biasa terjadi, kompetensi yang dicapai hanya pada sampai mendeskripsi wilayah sehingga materi geografi regional terkesan berupa kumpulan wilayah yang kering dari makna.
Pengelompokan wilayah menurut De Blij (1997) menggunakan kerangka global dalam regionalisasi penentuan Realm geografik di Dunia. Kerangka global ini sudah mencerminkan dari unsur-unsur kriteria fisik, politik, ekonomi, urban, sosial, geografi, sejarah, dan lain-lain. Berdasarkan hal itulah pendapat dari De Blij sering digunakan dalam pembelajaran, baik di bangku kuliah maupun sekolah oleh para pengajar. Berikut ini sajian secara garis besar Realm menurut De Blij, sebagai berikut:
 1. Realm Eropa
 2. Realm Rusia
 3. Realm Amerika Utara
 4. Realm Amerika Tengah
 5. Realm Amerika Selatan
 6. Realm Afrika Utara dan Asia Barat Daya
 7. Realm Afrika Subsahara
 8. Realm Asia Selatan
 9. Realm Asia Timur
 10. Realm Asia Tenggara
 11. Realm Australia
 12. Realm Pasifik

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana paham  region dan perkembangan geografi regional
1.2.2 Apa sudut pandang dalam geografi regional
            1.2.3 Apa pengertian dan kedudukan geografi regional
            1.2.4 Apa pengertian realm geografik
1.2.5 Bagaimana kriteria realm geografik
1.2.6 Bagaimana pembagian realm

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui paham  region dan perkembangan geografi regional
1.3.2 Mengetahui sudut pandang dalam geografi regional
            1.3.3 Mengetahui pengertian dan kedudukan geografi regional
            1.3.4 Mengetahui pengertian realm geografik
1.3.5 Mengetahui kriteria realm geografik
1.3.6 Mengetahui pembagian realm




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Region

A.  Paham  Region dan Perkembangan Geografi Regional
Region berarti suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang membedakan diri dari region-region lain di sekitarnya”. Region ini memiliki ukuran yang bervariasi, dapat meliputi wilayah yang sangat luas maupun wilayah terbatas. Karakter terpenting yang harus dimilikinya yaitu terdapatnya homogenitas tertentu yang khas. Karakteristik yang khas ini dapat berupa aspek fisis maupun aspek kultural.
Menurut Dickinson (dalam Sumaatmadja, 1988), “Suatu region adalah suatu komplek keruangan atau komplek teritorial yang terdiri dari penyebaran gejala-gejala yang berbeda sesamanya, yang mengungkapkan suatu keseluruhan aspek tertentu sebagai ruang geografi”. Sifat karakteristik sebagai suatu keseluruhan wilayah geografi pada studi geografi digambarkan sebagai suatu pengertian geografi yang dikenal sebagai konsep regional. Pembagian region dalam geografi dapat meliputi region berdasarkan unsure fisis misalnya region geologi (geological region), region jenis tanah (soil region), region iklim (climatic region), region vegetasi (vegetation region), dan region berdasarkan aspek budaya seperti region bahasa (linguistic region), region ekonomi (economic region), region sejarah (historical region), dan sebagainya. Dari pengertian di atas, region dapat pula dibedakan sebagai berikut :
1) Pengertian internasional: region dapat meliputi beberapa negara yang mempunyai kesatuan alam dan kesatuan manusia, misalnya : wilayah Asia Tenggara, wilayah Asia Timur, wilayah Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa Barat, Eropa Timur dan sebagainya.
2) Pengertian nasional: region merupakan sebagian dari negara, tetapi bagian tersebut mempunyai kesatuan alam dan kesatuan manusia, misalnya: pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa, dataran tinggi Bandung dan sebagainya. Berkaitan dengan pengertian region adapula yang disebut kawasan, yaitu bagian dari region yang digunakan untuk suatu fungsi tertentu, misalnya di pedesaan terdapat kawasan perkampungan, kawasan pertanian, kawasan kehutanan. Demikian pula di perkotaan terdapat kawasan permukiman, kawasan perkantoran, kawasan perniagaan, kawasan industri, kawasan rekreasi dsb.
Geografi regional dianggap sebagai studi tentang variasi penyebaran gejala dalam ruang di wilayah tertentu baik secara lokal, negara maupun benua. Yang dibicarakan semua gejala di wilayah yang bersangkutan baik gejala fisik maupun manusia.
Geografi Regional mengkaji:
A. Lokasi (location)
Lokasi adalah konsep geografi terpenting, karena lokasi dapat menunjukkan posisi suatu tempat, benda atau gejala di permukaan bumi. Lokasi dapat menjawab pertanyaan di mana (where) dan mengapa di sana (why is it thre) tidak di tempat lain.
Lokasi adalah posisi suatu tempat, benda, gejala, peristiwa lain. Ada dua komponen lokasi yaitu arah dan jarak. Arah menunjukkan posisi suatu tempat bila dibandingkan dengan tempat dimana kita berada. Sedangkan jarak adalah ukuran jauh atau dekatnya dua benda atau gejala tersebut.
Ada dua macam lokasi, yaitu:
1. Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah posisi sesuatu berdasarkan koordinat garis lintang dan garis bujur. Lokasi absolut ini mutlak adanya dan dapat dipercaya karena massa daratan relatif tetap, perubahannya kecil sekali dan berlaku umum di seluruh dunia. Melalui lokasi absolut kita dapat mengetahui jarak dan arah suatu tempat ke tempat lain di permukaan bumi.
2. Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah posisi sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi daerah sekitarnya. Kondisi dan situasi disini dapat berupa kondisi fisik, sosial, ekonomi, budaya dan keberadaan transportasi dengan daerah disekitarnya. Seperti Indonesia terletak diantara dua samudera dan dua benua. Dilalui oleh dua jalur pegunungan dunia. Secara sosial budaya Indonesia merupakan tempat yang strategis karena berada di daerah persilangan antara dua budaya yang berbeda yaitu Asia dan Australia. Kedua benua tersebut mempunyai kondisi fisik dan corak kehidupan yang berbeda.
B. Tempat (place)
Tempat dapat mencerminkan karakter fisik dan sosial suatu daerah. Suatu tempat dibentuk oleh karakter fisik (seperti iklim, jenis tanah, tata air, morfologi, flora dan fauna) dan manusia yang hidup di dalamnya (seperti jumlah penduduk, kepadatan, perkembangan penduduk, pendidikan, pendapatan dan kebudayaannya).
Dalam mengkajisuatu tempat, kita dapat melihatnya dari dua aspek yaitu site dan situasi. Site berkenaan dengan kondisi internal suatu tempat atau daerah, seperti iklimnya, keadaan tanah, topografi, penduduknya, dan segala sumber daya yang terkandung di dalamnya.
Situasi adalah kondisi eksternal suatu tempat atau kondisi suatu tempat bila dibandingkan dengan daerah lainnya.
C. Hubungan Timbal balik (interelasi)
Setiap gejala dipermukaan bumi ini pada dasarnya adalah hasil hubungan timbal balik antara berbagai faktor. Hubungan ini dapat berupa antar faktor fisik, faktor fisik dengan manusia dan antar faktor manusia.
Contoh hubungan antar faktor fisik: ketinggian tempat dengan faktor iklim makro; kemiringan lereng dengan erosi; kesuburan lahan dengan jenis batuan; ketersediaan air tanah dengan curah hujan.
Contoh hubungan antara faktor manusia: perdagangan; transportasi; komunikasi dan organisasi.
Contoh hubungan antara faktor manusia dan faktor fisik: penggundulan hutan oleh manusia yang dapat menimbulkan banjir; penggalian bahan tambang yang berlebihan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan; irigasi untuk pengairan; industri yang dapat meningkatkan daya dukung lahan dan pemanfaatan sinar matahari untuk sumber energi dan pertanian (greenhouse).
D. Gerakan (movement)
Setiap gejala di permukaan bumi mengalami gerakan. Gerakan obyek tersebut ada yang tampak dan tidak tampak. Gerakan ini menjadi kajian geografi untuk memahami latar belakang terjadinya suatu gejala atau fenomena di permukaan bumi dan dampaknya terhadap gejala atau fenomena lain. Contohnya adalah terjadinya berbagai macam usaha tani sebagai akibat dari adanya perbedaan iklim; perbedaan iklim disebabkan oleh adanya sirkulasi udara secara global di atmosfer.
E. Perwilayahan (regionalisasi)
Tema yang paling mendasar dari studi geografi adalah region, adapun kajian utamanya adalah berbagai bentuk region dan perubahannya. Regionalisasi pada dasarnya adalah pengklasifikasian atau pengelompokan data kedalam data sejenis. Dari pengelomp[okan tersebut maka akan tampak daerah yang menunjukkan persamaan dan perbedaan. Kesatuan daerah yang menunjukkan karakteristik tertentu sehingga dapat dibedakan dengan daerah lainnya disebut region. Karakteristik atau ciri khas daerah suatu tempat itu dapat berupa karakteristik aspek fisik, manusia atau gabungan keduanya.
Jenis region menurut Stephen L.J. Smiith:
1.      Region apriori :
Region yang dibuat tidak berdasarkan regionalisasi secara metodologis, jadi unsur kesamaannya dibentuk oleh pandangan yang bersifat individual atau kepentingan tertentu seperti unsur politik, kebiasaan setempat atau keuntungan-keuntungan lainnya secara sepihak.
2.      Region formal atau regional homogenius :
Region yang dibentuk karena adanya kesamaan kenampakan secara internal.
3.      Regional fungsional :
Region yang dibentuk oleh tinggi atau rendahnya derajat interaksi antar tempat di permukaan bumi.
Pembagian regionalisasi berdasarkan presepsi individual yaitu:
1. Region uniform atau formal
Region uniform atau region statis yaitu region yang dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan, termasuk iklim, vegetasi, tanah, landform, pertanian atau penggunaan lahan lain.
2. Region nodal
Region nodal atau region dinamis ditandai oleh gerak dari dan ke pusat. Pusat ini disebut sebagai node. Region nodal dikatakan dinamis sebab didefinisikan sebagai gerakan bukan objek yang statis dan terdapat fungsi suatu tempat sebagai pusat sirkulasi.
Terdapat 4 unsur yang esensial dalam struktur regional nodal, yaitu:
1. Adanya arus barang, ide/gagasan dan manusia
2. Adanya node/pusat yang menjadi pusat pertemuan arus tersebut secara terorganisir
3. Adanya wilayah yang makin meluas
4. Adanya jaring-jaring rute tempat tukar-menukar berlangsung

Geografi regional mempelajari hubungan yang bertautan antara aspek-aspek fisik dengan aspek-aspek manusia dalam kaitan keruangan di suatu wilayah (region) tertentu. Melalui interpretasi dan analisis geografi regional maka ciri khas suatu wilayah dapat ditonjolkan sehingga perbedaan antar wilayah akan nampak semakin jelas.
Geografi regional adalah geografi yang mempelajari kewilayahan atas dasar luas dan sempitnya daerah tersebut. Jadi, unsur esensial dalam geografi adalah region atau wilayah. Region adalah suatu wilayah yang mempunyai kesamaan yang dapat dilihat dari unsur fisikal, unsur manusia maupun gabungan antara keduanya.
Wittlesay mengemukakan unit-unit region dapat dibentuk oleh:
1. Kenampakan iklim saja, tanah saja, sehingga menunjukkan areal saja.
2. Multiple feature region (region yang menunjukkan kenampakan majemuk seperti gabungan antara jenis tanah dan tumbuhan, tumbuhan dengan budidaya bercocok tanam).
3. Region total atau compage yang terdiri atas banyak unsur fisik dan manusianya seperti provinsi, negara atau kawasan tertentu.
Bintarto mengemukakan bahwa region dapat dilihat dari:
1.         A. Keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu (region uniform)
B. Wilayah dalam banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berhubungan dengan garis melingkar (nodal region)
2.         A. Generic region, klasifikasi wilayah yang terutama menekankan pada jenisnya, fungsinya diabaikan.
B. Spesific region, klasifikasi wilayah berdasarkan kekhususannya merupakan daerah tunggal mempunyai ciri-ciri geografi yang khusus.
3. Wilayah yang dalam klasifikasinya menggunakan metode statistik deskriptif.

1.Region Formal dan Region Fungsional
Region dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu region formal (formal region) dan region fungsional (functional region) atau disebut juga nodal. Apa yang dimaksud dengan region formal dan region fungsional, secara lebih rinci akan diuraikan sebagai berikut.
a. Region Formal
Region formal disebut juga region uniform dan bersifat statis, yaitu suatu wilayah yang dibentuk oleh adanya kesamaan kenampakan termasuk kedalamnya kenampakan fisik muka bumi, iklim, vegetasi, tanah, bentuk lahan, penggunaan lahan dsb.
Anda dapat membagi bentuk permukaan bumi berdasarkan topografi (tinggi rendah) nya, misalnya menjadi wilayah pegunungan (wilayah ini merupakan kesatuan kenampakan yang sama yaitu bentuk bergunung-gunung, sejauh kenampakan muka bumi bergunung itu masih terkait atau retif sama, maka sejauh atau seluas itu pula wilayah pegunungan tersebut). Demikian pula untuk dataran tinggi atau dataran rendah. Berdasarkan iklim, permukaan bumi dapat Anda kelompokkan menjadi tiga wilayah iklim, yaitu wilayah iklim tropis dimana daerah ini rentangannya diantara 23½ÂºLU sampai 23½ÂºLS, wilayah iklim Sedang yang rentangannya diantara 23½ÂºLU dan 23½ÂºLS sampai 66½ÂºLU dan 66 ½ÂºLS, dan wilayah iklim Dingin atau Kutub yang rentangannya diantara 66½ÂºLU dan 66 ½ÂºLS sampai 90º LU dan 90º LS. Pembagian tersebut hanya berdasarkan salah satu unsur iklim saja yaitu unsur suhu. Sementara jika kriterianya lebih dari satu misalnya suhu dan curah hujan maka pengelompokkannya akan lebih beragam lagi. Sebagai contoh karena di wilayah Indonesia terdapat suatu tempat yang memiliki ketinggian mencapai 5000 meter dpl. maka sekalipun di wilayah tropis, tetapi juga memiliki salju seperti di wilayah iklim sedang atau dingin. Contoh lainnya iklim mediteran di laut tengah ternyata terdapat pula di wilayah negara bagian California Amerika Serikat dsb. Sehingga wilayah iklim dapat pula terpisah-pisah.

b. Region Fungsional
Region fungsional disebut juga region nodal. Region fungsional bersifat dinamis daibandingkan dengan region formal, yaitu ditandai oleh adanya gerakan dari dan ke pusat. Pusat tersebut disebut sebagai node. Sejauh mana node dapat menarik daerah sekitarnya sehingga tercipta interaksi maksimal, maka sejauh itulah batas region nodalnya.
Contoh sederhana dapat Anda amati pada masyarakat tradisional atau praindustri, dimana pada pusat perkampungan penduduk dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Lahan pedesaan dapat menyediakan berbagai kebutuhan penduduk seperti makanan, nahan bakar dan pakaian sederhana. Perkampungan merupakan pusat tempat dibuatnya berbagai keputusan yang menyangkut kehidupan warga kampung, dan perkampungan pun merupakan pusat pergerakan manusia atau penduduk kampung dan hewan sebagai alat bantu pembajakan lahan pertaniannya ke lahan pertanian setiap pagi dan pulang di siang atau sore harinya.
Pada masyarakat maju, jumlah penduduk lebih banyak dan menyebar. Lokasi pasar, sekolah, pusat kesehatan umumnya terkonsentrasi dalam satu tempat tertentu. Tempat tertentu tersebut merupakan region nodalnya. Para petani menjual hasil panennya di pasar, anak-anak ke sekolah, ibu-ibu berbelanja ke wilayah pusat perbelanjaan, para karyawan pabrik pergi setiap hari kerja ke wilayah pusat industri.
Suatu region nodal terdapat empat unsur penting sebagai berikut :
1) adanya arus barang, ide/gagasan dan manusia;
2) adanya node/pusat yang menjadi pusat pertemuan arus tersebut secara terorganisir;
3) adanya wilayah yang makin meluas;
4) adanya jaring-jaring rute tempat tukar menukar berlangsung.
Pada region nodal terdapat fungsi suatu tempat sebagai sirkulasi. Pada wilayah tersebut terdapat aktivitas yang diorganisir dan umumnya bersifat lebih dinamis seperti gerakan orang, barang, berita atau pesan. Karena itu dalam region nodal meliputi wilayah di sekitar titik pusat. Region formal tidak perlu memiliki core (inti), walaupun dalam beberapa hal memiliki heartland area (wilayah jantung). Heartland area adalah daerah yang kenampakkan dari suatu criteria tertentu sangat jelas kenampakkannya.

Rintisan kajian regional telah dimulai oleh Strabo pada masa geografi Yunani, kajian regional juga termuat dalam karya Varenius yang terbit pada pertengahan abad ke-17. Paham regional dan konsep regional secara formal baru dikembangkan kemudian oleh Alfred Hattner (1895-1942) di Jerman, Vidal de la Blache (1845-1918) di Prancis, dan lebih kemudian lagi oleh Richard Hartshorne di Amerika Serikat.
Di Jerman Alfred Hattner untuk pertama kalinya pada tahun 1905 dan kemudian secara lebih lengkap pada 1927 menegaskan kedudukan studi regional dalam geografi.
Pada Perang Dunia I merupakan priode yang subur bagi persemaian regional. Pengalaman orang menjadikan para geografer lebih mendalam aspek-aspek dari pada mempelajari geomorfologi. 
1.    Konsep landschaft menurut Hattner
Menurut Hattner landschaft adalah bagian permukaan memberikan gambaran individualitas tersendiri dan meliputi keadaan alamnya beserta isinya yang terdiri atas tumbuhan, hewan, dan manusia yang menghuninya. Kemudian menjadi dasar bagi uraian daerah-daerah maka senama dengan laderkunde yang dalam bahasa Belanda disebut seachjiving, dan dalam bahasa Inggris dinamakan regional geografi . Hattner masih mengikuti jejak Von Richthofen yang memandang tugas utama geografi ialah membuat pelukisan (deskripsi) tentang permukaan bumi.
Untuk memudahkan perbandingan tentang daerah satu dengan yang lain, Hattner menyarankan dipakainya suatu bagan terkenal sebagai Bagan Hattner. Bagan Hettner meliputi unsur-unsur yang perlu dipelajari berturut-turut tentang : letak, luas, perlikuan horizontal (bentuk wilayah), perlikuan vertical (relief), susunan geologi, geomorfologi, keadaan agrogeografi, iklim, gejala, irigasi, vegetasi, hewan, manusia (mengenai jumlah, penyebaran, cara menatap, kebudayaannya baik material maupun rohani).
Bagan tersebut memiliki keuntungan dan kekurangan untuk membuat uraian tentang suatu wilayah.
Keuntungannya meliputi antara lain:
1)  Telaah dapat dilakukan secara sistematis.
2) Bagan uraian sistematis unsur demi unsur telaah mendalam  untuk tiap unsur dapat dilakukan secara leluasa.
3) Dengan membuat telaah berdasarkan unsur-unsur yang sama yang terdapat pada bagan pembandingan akan lebih mudah dilakukan untuk mengetahui keadaan kemiripan, perbedaan dan keunikan wilayah-wilayah di muka bumi.
Sedangkan kelemahannya antara lain:
1)  Uraian pembahasan (telaah) terkadang menjadi kaku.
2) Dengan uraian sistematis mengikuti bagan tersebut uraian terpadu yang mudah memberi gambaran karakteristik atau keunikan wilayah sukar dicapai.
3) Uraian sistematis dengan mengikuti sistem bagan yang demikian tampak sebagai telaah yang bersifat inventarisasi yang atomistis.
Kelemahan lain dalam pemakaian system bagan untuk uraian geografi regional, khususnya bagi geografi untuk sekolah, ialah terdapatnya kecenderungan membatasi pada satuan wilayah politik.
2.    Pandangan Regional menurut Vidal deBlache
Menurut Vidal sasaran utama geografi de vie’ yang karakteristiknya peradaban (siviisasai) atau kebudayaan mania (penduduk yang hutan) dan kedua oleh kemungkinan-kemungkinan lingkungan peta pengaruhnya atas aktivitas manusia-manusia dengan kebudayaan.
Faktor-faktor penting yang berpengaruh atas timbulnya keanekaragaman di samping keadaan alam meliputi juga fackor-faktor aksial dan sejarah, factor ekonomi, dan juga factor kerohanian atau kejiwaan.
3.    Pandangan Regional Menurut Hartshorne
Paham regional di Amerika dikembangkan oleh Richard Hartshome. Pengembangan geografi regional di Amerika sedikit banyak agak terhambat oleh adanya bentuk-bentuk dualism dalam praktek geografi. Dualisme pertama menyangkut pengotakan terpisah antara geografi fisi dan geografi manusia. Dualisme ini tampaknya bertalian erat dengan tahapan sejarah perkembangan ilmu alami.
Bentuk dualism memisahkan geografi fisis dan geografi manusia ditelaah secara kesejarahan oleh Hartshorne, sedangkan kedudukannya dalam geografi mutakhir dianalisis oleh Edward A. Ackerman.

B.  Sudut Pandang dalam Geografi Regional
Mathieson mengemukakan lima tahapan sudut pandang yang telah tumbuh dan dipakai dalam geografi regional, yaitu:
1.        Sudut Pandang yang Bersifat Holistic atau disebut juga Pandangan Kosmografis.
Pandangan ini dianut pada masa pertumbuhan awal geografi ketika perhatian orang dalam studi geografi belum mengenal batas lingkup isi yang dipelajari dan penjelasan fenomena yang dihadapi dan masih banyak pengaruh pandangan filsafat. Dan masih mencul dikalangan masyarakat sekarang, contohnya adanya usaha penjelasan yang dikaitkan dengan tata aturan alam semesta sebagai keseluruhan.
2.        Sudut Pandang yang Bersifat Environmentalis.
Pandangan yang memandang lingkungan alam yang bersifat menentukan meluas pengaruh pada berbagai aspek pengetahuan geografi, termasuk geografi manusia ataupun geografi sosial. Pandangan yang melebih-lebihkan pengaruh alam ini masih tercermin dalam berbagai karya geografi regional dan geografi manusia sampai pertenganan abad 19. Sebagai contoh berbagai kawasan negara belum maju karena faktor kondisi lingkungan yang ekstrem di Benua Afrika yang sangat kering, iklim tidak menentu seperti sangat panas dan sangat dingin, dan relief yang sangat berat dan menyulitkan kehidupan.
3.        Sudut Pandang Posibilis.
Pandangan ini sudah dipandang kurang memadai lagi. Karena orang lebih mendasarkan pada analisis statistik.
4.        Sudut Pandang Probabilis.
Pandangan yang menghubungkan antara alam dengan proses-proses oleh ahli yang lebih banyak menerapkan pendekatan statistik.
5.        Sudut Pandang Voluntaris.
Ini banyak dikembangkan dalam negara - negara komuni. Dalam pandangan ini factor alam tidaklah dijadikan rintangan bagi ideology dan factor manusialah yang paling dominan. Dalam sejarahnya telah membawa kemenangan dalam medan peperangan, khususnya dalam menghadapi musuh (tentara gabungan sekutu) pada Perang Dunia II. Akan tetapi padangan ini memudar seiring dengan munculnya norma kemanusiaan dalam negara – negara komunis.

C.  Pengertian dan Kedudukan Geografi Regional
1.    Teori dan Prosedur Dalam Mempelajari Region.
Region merupakan batasannya sendiri maupun berdasar sifat konsepsi intelektual, suatu satuan (entity) untuk pengarahan pemikiran, terwujud dengan menyeleksi ciri-ciri tertentu yang relevan terhadap suatu minat atau masalah kedaerahan, dan dengan mengensampingkan ciri-ciri yang tidak relevan. Tujuan pertama studi regional ialah untuk mendeskripsikan corak atau karakteristik daerah-daerah tertentu.
Pernyataaan umum mengenai ciri-ciri region tidak dikemukakan para geografer. Maka untuk mengatasi kekurangan mengenai hal yang demikian itu James dan Jones mencoba mengemukakan pertimbangan esensial mengenai ciri atau atribut region, yang meliputi:
a.    Kriteria.
Merupakan syarat dasar untuk penentuan region. Biasanya dipilih secara sepintas sehingga sifatnya masih hipotesis.
b.    Kategori.
Menggambarkan golongan berdasar corak dasar mengingat sifat-sifat umum ataupun criteria yang dipakai.
c.    Karakteristik.
Karakteristik berlaku baik bagi uniform region maupun nodal region.

Untuk uniform region perlu diperhatikan dua sifat karakteristiknya, seperti di bawah ini:
1)  Uniform region adalah homogen, karena setiap bagian daerahnya mengandung sifat (sifat-sifat) yang dipakai sebagai dasar pembatasannya.
2) Uniform region  mengandung variasi tertentu dalam hal intensitas atau sifat yang dibolehkan menurut kriteria.
Bagi ‘nodal region’ perlu diperhatikan empat hal, di samping karakteristik yang berlaku bagi region pada umumnya, yaitu meliputi sebagai berikut:
1) Nodal region adalah homogeny karena seluruh daerahnya bersesuaian dengan suatu desain integral dalam hal sirkulasi internal.
2) Nodal region mengandung satu pusat (fokus) ada kalanya beberapa buah yang bertugas sebagai titik pusat organisasi.
3) Nodal region menyangkut suatu pola sirkulasi.
4) Fokus ‘nodal region’ dihubungkan dengan bagian-bagian daerahnya oleh ikatan-ikatan dengn intensitas dan sifat yang berbeda.         
d.    Inti dan perbatasan.
Pengertian region sendiri menurut Komisi di Amerika yang dipimpin Derwent Whittlesay mengandung pengertian:
1)    Suatu daerah dengan ukuran tertentu (bisa besar bisa kecil).
2)    Daerah bersifat homogeny berdasar criteria tertentu.
3)    Dapat dibedakan dari daearh sekitarnya oleh adanya suatu jenis ikatan khusus secara kedaerahan (ada internal cohesion).
Peta sangat esensial bagi studi geografi, karena:
1)  Memungkinkan penggambaran secara ringkas tantang region.
2) Di lapangan peta membantu memungkinkan cara yang tepat dalam melakukan pengamatan.
3)  Peta untuk memudahkan analisis dan pembandingan.
Jika daerah-daerah digambarkan pada peta untuk dianalisis geografi mungkin perlu di bedakan 3 macam perbedaan (diferensiasi), yaitu:
1)    Perbedaan menurut derajat.
Perbedaan menurut derajat muncul kalau suatu fenomena meluas terus-menerus (kontinu) tanpa putus, dan hanya bervariasi dalam hal kapasitasnya
2)    Perbedaan menurut pencacahan.
Perbedaan cacah timbul kalau menyangkut pola titik-titik yang penggambarannya pada peta dengan skala diperkecil tak dapat menunjukkan tiap individu dengan simbolnya masing-masing.
3)    Perbedaan menurut jenis.
Perbedaan dalam hal jenis timbul kalau suatu fenomena terdapat secara berbeda pada daerah yang berlainan yang masing-masing ditandai dengan perbedaan kualitas atau coraknya.
e.    Compage. 
Merupakan istilah lama (abad 16-17) yang sekarang jarang dipakai , dan berasal dari kata com (= bersama)  dan pag atau pangere (= mengikat). Jadi, berarti struktur atau pun susunan yang kompleks dan kuat. Compage juga ditandai dengan lokasi yang unik, meliputi suatu gabungan unsur-unsur, secara terbatas tak mempunyai daerah bandingan.
Ada empat tingkatan hierarki ‘compage’ yang masing-masing perlu memenuhi syarat-syarat:
1) Perlu menggambarkan secara jelas perbedaan tingkatan yang lain.
2) Ada penamaan atau sebutan  (istilahnya) sendiri, tidak semua dengan sebutan nama yaitu region.
3) Hendaknya masing-masing dapat dipetakan dengan skala yang berbeda.
Penggolongan ‘compage’ atas empat tingkatan hierarki dengan sebutan berbeda meliputi:
1)    Locality.
Merupakan tingkatan paling rendah dan meliputi lingkungan sehari-hari dengan suatu realitas dan arti maksimum bagi penduduknya. Skala peta untuk studi ‘locality’ dapat berkisar antara 1:10.000 hingga 1:50.000.
2)    District.
Beberapa ‘localities’ dapat digabungkan hingga menjadi suatu wilayah lebih besar yang dapat dengan medah dibedakan dari yang lain dan merupakan satuan yang disebut ‘district’. Skala peta yang dipakai untuk pembahasan ‘district’ dapat berkisar dari 1:50.000 sampai 1:250.000.
3)    Province.
Province seringkali bertepatan dengan ‘geomorphic regions’, seperti misalnya: Daerah Pegunungan Kapur Selatan, daerah Pantai Utara Jawa. Skala dari 1:100.000 hingga 1:5.000.000.
4)    Realm.
 ‘Realm’ dapat didasarkan atas pola kegiatan manusia dengan drajat generalisasi yang cukup besar dan penelaahan yang mendetil sering perlu ditiadakan. ‘Realm’ dapat merupakan suatu bagian benua, anak benua, atau sekumpulan kawasan kepulauan dan Semenanjung seperti: Asia Tenggara, India Pakistan-Bangladesh, Eropa Barat Laut, dan sebagainya. Skala yang dipakai melebihi 1:5.000.000.
f.     Kesadaran regional.
Regionalisme merupakan sesuatu yang menggambarkan tidak saja suatu suasana perasaan, pandangan atau pikiran dan menunjukkan atau menyangkut:
1)    Kerangka bagi keperluan pengumpulan informasi tentang wilayah.
2)    Suatu hipotesis untuk mempelajari inteirelasi antarwilayah.
3)    Suatu alat atau sarana untuk keperluan administrasi perencanaan.
2.    Kedudukan Geografi Regional Dalam Ilmu dan Pengajaran Sekolah.
a.    Kedudukan Geografi Regional Sebagai Ilmu.
Hattner (di Jerman), Vidal (di Prancis), dan Hartshorne (di Amerika) merupakan tokoh-tokoh geografi yang telah menempatkan geografi regional sebagai ilmu yang mempelajari keanekaragaman yang unik daerah-daerah di muka bumi.
Geografi sebagai ilmu menurut Hartshorne, perlu menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Dasar pengamatan empiric yang sebebas (seobjektif) mungkin, melukiskan fenomena dengan derajat kesaksamaan dan kemantapan yang maksimum.
2) Atas dasar hal yang demikian, fenomena diklasifikasikan dalam artian konsep-konsep yang umum (universal), sejauh realita mungkin.
3) Melalui pertimbangan rasional tentang fakta-fakta yang dicapai melalui analisis dan sintesis logik, termasuk juga penggunaaan dan penyuluhan (sejauh mungkin) prinsip-prinsip umum atau hukum tentang interrelasi, mencapai pemahaman ilmiah maksimum tentang interrrelasi fenomena.
4)  Menyajikan hasil penemuan dalam susunan atau system yang beraturan sehingga apa yang diketahui membawa orang sampai pada batas ketidaktahuan.


g. Geografi Regional Dalam Pengajaran sekolah.
Sejak tahun 1972 para geografer dan ahli pendidikan geografi sepakat agar geografi yang diajarkan disekolah bukan geografi yang terkotak dalam geografi fisis dan geografi manusia, melainkan geografi terpaduyang membahas hubungan kehidupan dengan lingkungan alamnya.
Seminar pengajaran geografi 1972 sepakat menyatakan bahwa untuk keperluan pengajaran sekolah, objek studi geografi ialah permukaan bumi sebagai suatu kebulatan. Hakikat sasaran geografi meliputi:
1)    Kebulatan Hubungan manusia dan lingkungan.
2)   Wilayah (region) sebagai hasil interaksi, asosiasi, integrasi dan diferensiasi unsure-unsur alamiah dan manusiawi dalam ruang tertentu di permukaan bumi.
Dalam kenyataan kurikulum yang berlaku, sejak 1975 materi pengajaran geografi justru terpecah (terpisah), sebagian diajarkan dalam bidang studi ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan sebagian lagi dalam bidang studi ilmu pengetahuan alam.
Hal ini tercermin dari adanya kenyataan-kenyataan sebagai berikut:
1)  Para siswa berpikir dalam arti kawasan Negara atau ‘political regions’.
2)  Kesadaran siswa akan pengertian region menurut geografiwan.
3) Para siswa acuh tak acuk mengenai kenampakan-kenampakan nyata tempat-tempat yang telah menjadi objek studinya.




2.2 Konsep Realm

A. Pengertian Realm Geografis
Realm geografis adalah satuan keruangan yang paling luas dan digunakan sebagai alat untuk membagi bumi ini. Realm geografis ini dibagi lagi menjadi satuan keruangan yang lebih sempit yaitu region geografis, region geografis dibagi lagi menjadi negara, negara terdiri propinsi dan seterusnya sampai pada ukran keruangan terkecil yakni locality.

B. Kriteria Realm Geografis
Kriteria realm geografis sebagai berikut:
1. Realm geografis merupakan kesatuan keruangan terbesar dari dunia sebagai tempat tinggal manusia dan kriteria yang ditetapan untuk dasar regionalisasi didasarkan pada kenampakan fisik atau kemanusiaan atau kedua-duannya.
2. Realm geografis merupakan hasil interaksi dan lingkungan alam dan manusia sebagai suatu interaksi fungional yang ditunjukkan pada wilayah pertanian,pertambangan, pelabuhan, jalan raya, bendungan, desa, kota dan kenampakan lainnya yang terekam dalam bentang alam. Menurt kriteria diatas Antartika bukan Realm Geografis
3. Realm Geografis harus mencerminkan definisi yang berifat komprehensif dan mencakup pengelompokkan penyebaran umat anusia di dunia.
4. Beberapa Realm geografis bertemu dengan realm geografis sekitarnya maka terbentuk zona transisi
5. Realm geografis selalu berubah sepanjang waktu

C. Pembagian Realm
Secara garis besar berdasarkan hirarki dimensi keruang dunia ini dbagi menjadi beberpa realm geografis, realm gegrafis terdiri dari beberapa region geografis, region gegrafis merupakan kumpulan dari negraa-negara. Sebagai contohnya : Dunia ini berdasrkan budaya dikelmpokkan menjadi 12 realm geografis, yaitu:




1. Realm Eropa
2. Realm Rusia
3. Realm Asia Barat dan Afrika Utara
4. Realm Asia Timur
5. Realm Asia Selatan
6. Realm Asia Tenggara
7. Realm Amerika Utara
8. Realm Amerika Tengah
9. Realm Amerika Selatan
10. Realm Afrika Subsahara
11. Realm Australia
12. Realm Pasifik





https://upload.wikimedia.org/wikipedia/ms/e/ec/Peta_Asia_Tenggara2.PNG

Misalnya kita sudah mengetahu realm Asia Tenggara, selanjutnya anda ingin mengetahui region geografisnya, maka Asia Tenggra tediri dari dua, yaitu
1.      Mainland
Region geografis Mainland terdiri dari Negara : Vietnam, Kamboja , Laos, Myanmar, dan Thailand.
2. Insuler
Sedangkan region geografis “Insuler" meliputi: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Timor Leste. Demikianlah contoh hirarki keruangan dalam perspektik Geografi Regional dunia.
Pengelompokan tersebut menurut De Blij (1997) menggunakan kerangka global dalam regionalisasi penentuan Realm geografis di Dunia. Kerangka global ini sudah mencerminkan dari unsur-unsur kriteria fisik, politik, ekonomi, urban, sosial, geografi, sejarah, dan lain-lain. Berdasarkan hal itulah pendapat dari De Blij sering digunakan dalam pembelajaran, baik di bangku kuliah maupun sekolah oleh para pengajar. Harm de Blij adalah seorang ahli geografi terkenal dikenal untuk studi di geografi regional, geopolitik dan lingkungan. Dia adalah seorang penulis, seorang profesor geografi dan dia adalah Editor Geografi untuk ABC Good Morning America 1990-1996.
Masing-masing daerah adalah wilayah sendiri karena mereka sangat berbeda satu sama lain. Misalnya, wilayah Eropa berbeda dari alam Rusia karena iklim yang berbeda, sumber daya alam, sejarah dan struktur politik dan pemerintahan. Eropa misalnya, memiliki iklim yang sangat bervariasi di negara-negara yang berbeda sedangkan sebagian besar iklim Rusia sangat dingin dan kasar untuk sebagian besar tahun.
Realm dunia juga dapat dibagi menjadi dua kategori: mereka yang didominasi oleh satu negara besar (misalnya Rusia) dan mereka yang memiliki berbagai negara dengan tidak ada bangsa yang dominan (Eropa misalnya).
Dalam setiap dari 12 realm geografis ada banyak daerah yang berbeda dan beberapa alam mungkin memiliki daerah lebih dari yang lain. Daerah didefinisikan sebagai area yang lebih kecil dalam wilayah yang memiliki karakteristik serupa dalam lanskap fisik, iklim, orang, sejarah, budaya, struktur politik dan pemerintah.
Ini adalah konsep-konsep seperti ini yang menjelaskan bagaimana alam dan wilayah di dunia telah datang untuk diatur.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar